KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari/Singosari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara
vang didirikan oleh Ken Arok pada 1222. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari
Kerajaan Tumapel, yang dikuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah
pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhannya bernama Pasuruan.
Dari daerah inilah Kerajaan Singosari berkembang dan
bahkan menjadi sebuah kerajaan besar di Jawa Timur, terutama setelah berhasil
mengalahkan Kerajaan Kediri dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 1222 M.
Kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja
Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmotunggadewa.
A. Letak
Geografis
Candi Singasari atau Candi
Singasari atau Candi Singosari adalah candi Hindu – Buddha yang merupakan
peninggalan bersejarah dari Kerajaan ternama yakni Kerajaan Singhasari. Candi
ini berlokasi di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, lebih kurang 11 km
sebelah utara dari pusat kota Malang. Candi Singosari atau Singhasari kadang
disebut pula sebagai Candi Ken Dedes terletak di kota Singosari. Candi
Singosari juga merupakan makam Raja Kertanegara (1268 – 1292) sebagai Bhirawa
atau dewa Syiwa dalam bentuk ganas.
Di sebelah barat candi Singhasari
(kurang lebih 100 Meter) terdapat dua arca besar yang mempunyai tinggi 3,7
Meter yang disebut sebagai penjaga atau lebih dikenal dengan Arca Dwarapala
dari sebuah taman yang indah dan luas pada zaman kerajaan Singhasari, yang
mungkin mencakup Sumberawan. Yang berada disebelah selatan pada tahun 1980
pernah dinaikkan dari benamannya yang setinggi dadanya.
B.
Sumber Sejarah




·
Candi Kidal
·
Candi Jago
·
Candi
Singasari

·
Prasasti
Singosari
·
Prasasti Manjusri
·
Prasasti Mula Malurung
·
Prasasti Wuware
C.
Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah
Kerajaan Singasari adalah Raja Ken Arok, Raja Anusapati, Raja Tohjaya, Raja
Wisnuwardhana, dan Raja Kertanegara. Di bawah pemerintahan Raja Kertanegara,
Kerajaan Singasari mencapai masa kejayaannya. Raja Kertanegara adalah raja
terbesar sekaligus raja terakhir Kerajaan Singasari.
Kertanegara terkenal dengan gagasannya
yang ingin memperluas daerah kekuasannya meliputi seluruh pulau-pulau di
Nusantara.
D. Kehidupan
Sosial
Ketika Ken Arok menjadi
Akuwu di Tumapel, berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah
– daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada masa pemerintahan Anusapati,
kehidupan kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian, karena ia
larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan
sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia
meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya.
E. Kehidupan Budaya
Kehidupan kebudayaan
masyarakat Singasari dapat diketahui dari peninggalan candi-candi dan
patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi hasil peninggalan Singasari, di
antaranya adalah Candi Kidal, Candi Jago,
dan Candi Singasari. Adapun arca atau patung hasil peninggalan Kerajaan
Singasari, antara lain Patung Ken Dedes
sebagai perwujudan dari Prajnaparamita lambang kesempurnaan ilmu dan Patung Joko Dolog di temukan di dekat
Surabaya serta Patung Amoghapasa juga
merupakan perwujudan Raja Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibukota
kerajaan melayu.
F.
Kehidupan Agama
Kehidupan
beragama masyarakat Singasari mulai tertata setelah ibukota kerajaan Tumapel
berganti nama Singasari sebelumnya ibukota Tumapel bernama Kutaraja.Sejak itu
Wisnuwardhana membangun prasasti,candi-candi seperti prasasti Mula
malurung,candi jago dan zaman pemerintahan sri Bhatara Kertanagara inilah
kehidupan beragama Singasari baru mengalami pembaharuan yang berarti setelah
sang raja Kertanagara berhasil menyatukan agama Hindu aliran Syiwa dengan Budha
aliran Tantrayana. Sri Bhatara Kertanagara ,raja terakhir Singasari tidak saja
menghantarkan kejayaan Singasari di bidang ekonomi,sosial dan
perdagangan,politik melainkan juga bidang keagamaan .Kehidupan beragama
Kertanagara banyak tercatat dalam sejarah terutama kitab Negarakertagama dan
kitab Pararaton memang kemampuan Kertanagara dalam ilmu agama luarbiasa dalam
kitab Pararaton Kertanagara sering disebut Bhatara Siwa Budha. Catatan sejarah
yang lain Kitab Nagarakertagama mencatat Kertanagara telah menguasai semua
ajaran agama Hindu dan Budha dan kehidupan beragama Kertanagara memang
luarbiasa mampu menguasai ajaran Hindu-Budha dengan sempurna .
G. Kehidupan Ekonomi
Tidak banyak sumber prasasti dan
berita dari negeri asing yang dapat memberi keterangan secara jelas kehidupan
perekonomian rakyat Singasari. Akan tetapi, berdasarkan analisis bahwa pusat
Kerajaan Singasari berada di sekitar Lembah Sungai Brantas dapat diduga bahwa
rakyat Singasari banyak menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian. Keadaan
itu juga didukung oleh hasil bumi yang melimpah sehingga menyebabkan Raja
Kertanegara memperluas wilayah terutama tempat-tempat yang strategis untuk lalu
lintas perdagangan.
Keberadaan Sungai Brantas dapat juga digunakan
sebagai sarana lalu lintas perdagangan dari wilayah pedalaman dengan dunia
luar. Dengan demikian, perdagangan juga menjadi andalan bagi pengembangan
perekonomian Kerajaan Singasari.
H. Sistem Pemerintahan
Menurut versi Pararaton
yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu, Ken Arok adalah pendiri
Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati
diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias
Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak
1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan
Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya
adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah
Kertanagara (1254–1292 M).
Raja terakhir singasari yaitu raja Kertanegara
suatu ketika sedang mengadakan pesta pora, sehingga Istana kerajaan singasari
dalam keadaan lemah. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Jayakatwang
(penguasa kediri) untuk menyerbu istana. Untuk menghadapi serangan jayakatwang,
kertanegara membagi dua pasukan yang dipimpin oleh Raden Wijaya dan Pangeran
Ardaraja. Pasukan kediri yang sebagai umpan berhasil dikalahkan oleh pasukan
Raden wijaya tetapi pasukan kediri inti dengan leluasa berhasil menyerang
istana dan membunuh kertanegara. Raden wijaya dan pengikutnya berhasil
meloloskan diri ketika tahu bahwa Istana kerajaan singasari
telah dihancurkan, sedangkan Ardaraja membalik dan bergabung dengan
pasukan kediri. Lalu kerajaan singasari pun runtuh dan digantikan dengan
kerajaan majapahit yang dibangun oleh Raden Wijaya.
KERAJAAN MAJAPAHIT
Kerajaan Majapahit merupakan
sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur yang didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293-1500
M. Kerajaan Hindu terakhir di
Semenanjung Malaya ini dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar sepanjang
sejarah Indonesia. Dimana wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Bali, Borneo
dan Filipina. Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan untuk membuktikan
keberadaan Majapahit adalah Pararaton (Kitab Raja-Raja) dalam bahasa Kawi dan Negarakartagama dalam bahasa Jawa Kuno.
Asal mula berdirinya Kerajaan Majapahit yakni
adanya serangan dari Jayakatawang (Adipati
Kediri) yang berhasil membunuh Kartanegara
(Penguasa Kerajaan Singasari terakhir) akibat menolak pembayaran upeti.
Kemudian Raden Wijaya yang
merupakan menantu dari Kartanegara berhasil melarikan diri ke Madura untuk
meminta perilndungan Aryawiraraja
sebagai daerah kekuasaanya kemudian dijadikan desa baru yang di beri nama “ Majapahit
“.
A.Kehidupan
Politik/Masa Pemerintahan.
1)
Raden
Wijaya (Tahun 1293-1309)
Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja
Majapahit pada tahun 1293 dengan gelar Kertarajasa. Pada
masa pemerintahan Raden Wijaya banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan yang
disebabkan karena rasa tidak puas atas jabatan yang diberikan oleh raja.
Pemberontakan tersebut dilakukan oleh teman Raden Wijaya sendiri,seperti Lembu Sora, Renggalawe, dan Nambi.
Akan tetapi, pemberontakan-pemberontakan tersebut dapat dipadamkan.
Raden Wijaya wafat pada tahun 1309
didamarkan di Simping, Blitar dengan arca Syiwa dan di Antah
Pura, Trowulan (candi Buddha), dengan arca perwjujudunnya
berbentuk Harihara (Penjelmaan
Wisnu dan Syima menyatu dalam satu arca).
2)
Sri
Jayanegara (Tahun 1309-1328)
Setelah Raden Wijaya meninggal, Kerajaan Majapahit dipimpit oleh putra dari Raden Wijaya yang bernama Kala Gemet dengan gelar Sri Jayanegara. Pada pemerintahan Sri Jayanegara ini banyak juga terjadi pemberontakan-pemberontakan, seperti yang dilakukan oleh Nambi, Semi dan Kuti. Pada masa ini terjadi peristiwa Patanca, yaitu musibah yang mengejutkan terjadi pada tahun 1328 dimana Raja Jayanegara di bunuh oleh Tanca yang merupakan seorang tabib kerajaan, yang kemudian Tanca dibunuh oleh Gajah Mada yang merupakan seorang prajurit Kerajaan Majapahit. Jayanegara didarmakan di Candi Srenggapura di Kapopongan.
Setelah Raden Wijaya meninggal, Kerajaan Majapahit dipimpit oleh putra dari Raden Wijaya yang bernama Kala Gemet dengan gelar Sri Jayanegara. Pada pemerintahan Sri Jayanegara ini banyak juga terjadi pemberontakan-pemberontakan, seperti yang dilakukan oleh Nambi, Semi dan Kuti. Pada masa ini terjadi peristiwa Patanca, yaitu musibah yang mengejutkan terjadi pada tahun 1328 dimana Raja Jayanegara di bunuh oleh Tanca yang merupakan seorang tabib kerajaan, yang kemudian Tanca dibunuh oleh Gajah Mada yang merupakan seorang prajurit Kerajaan Majapahit. Jayanegara didarmakan di Candi Srenggapura di Kapopongan.
3)
Raja
Tribhuwanatunggadewi ( Tahun 1328-1350)
Pada
pemerintahan Tribhuwanatunggadewi juga terjadi pemberontakan Sadeng, namun dapat dipadamkan oleh Gajah
Mada. Berkat jasa dan kecakapannya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit menggantikan Arya
Todah. Pada saat upacara pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa (Tan Amukti Palapa) yang
mengatakan bahwa Gajah Mada tidak akan hidup bermewah-mewah sebelum
Nusantara disatukan dibawah panji
Kerajaan Majapahit.Pada tahun 1372, Tribhuwanatunggadewi meninggal dan
didarmakan di Panggih dengan nama Pantarapurwa.
4)
Raja
Hayam Wuruk (Tahun 1350-1389)
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk inilah Majapahit mengalami puncak kejayaan/kebesaran, wilayah kekuasaannya hampir seluas Negara Indonesia sekarang. Pada masa ini terjadi peristiwa Bubat (Perang Bubat), yaitu peristiwa perselisihan antara Gajah Mada dan Raja Pajajaran, sehingga memicu adanya pertempuran yang menyebabkan terbunuhnya Raja Pajajaran dan putrinya Dyah Pitaloka. Dari peristiwa itu, politik Gajah Mada mengalami kegagalan.Raja Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk inilah Majapahit mengalami puncak kejayaan/kebesaran, wilayah kekuasaannya hampir seluas Negara Indonesia sekarang. Pada masa ini terjadi peristiwa Bubat (Perang Bubat), yaitu peristiwa perselisihan antara Gajah Mada dan Raja Pajajaran, sehingga memicu adanya pertempuran yang menyebabkan terbunuhnya Raja Pajajaran dan putrinya Dyah Pitaloka. Dari peristiwa itu, politik Gajah Mada mengalami kegagalan.Raja Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389.
5)
Raja
Wikramawardhana (Tahun 1389-1429)
Setelah Raja Hayam Wuruk meninggal, Kerajaan Majapahit dipimpin oleh putrinya yang bernama Kusuma Wardhani yang menikah dengan Wikramawardhana. Pada pemerintahan Wikramawardhana terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Wirabhumi, yaitu putra Hayam Wuruk dari seorang selir. Dalam kitab Pararaton, pertikaian antara keluarga tersebut disebut Perang Paregref. Pasukan Wirabhumi pun dapat dihancurkan dan Wirabhumi terbunuh oleh Raden Gajah.
Setelah Raja Hayam Wuruk meninggal, Kerajaan Majapahit dipimpin oleh putrinya yang bernama Kusuma Wardhani yang menikah dengan Wikramawardhana. Pada pemerintahan Wikramawardhana terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Wirabhumi, yaitu putra Hayam Wuruk dari seorang selir. Dalam kitab Pararaton, pertikaian antara keluarga tersebut disebut Perang Paregref. Pasukan Wirabhumi pun dapat dihancurkan dan Wirabhumi terbunuh oleh Raden Gajah.
B. Keadaan
Ekonomi
Majapahit
merupakan kerajaan yang agraris dan juga sebagai kerajaan maritim.
Kedudukannya sebagai
kerajaan agraris dapat dilihat dari letaknya yang berada dipedalaman dekat
dengan aliran sungai. Sedangkan,
kedudukan sebagai kerajaan maritim dapat diihat dari kesanggupan angkatan laut
kerajaan itu untuk menanamkan pengaruh Majapahit diseluruh Nusantara. Dengan
demikian, kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit menitikberatkan pada bidang
pertanian dan pelayaran.
Pada
kerajaan Majapahit juga memiliki mata uang sendiri yang bernama Gobog. Gobog merupakan uang logam yang terbuat dari campuran perak,timah
hitam,timah putih,dan tembaga yang digunakan masyarakat Kerajaan Majapahit
dalam melakukan transaksi perdagangan.
C. Kehidupan
Sosial
Pola tata
masyarakat Kerajaan Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat yang
perbedaanya lebih bersifat statis. Pola ini dibedakan atas empat golongan yaitu
brahmna, ksatria, waisya dan sudra.
Namun terdapat pula golongan dari luar lapisan ini yaitu Cadala, Mleccha, dan Tuccha yang
merupakan golongan terbawah dari lapisan masyarakat Majapahit.
D. Kehidupan
Agama
Pada masa Kerajaan Majapahit berkembang agama Hindu Syiwa dan Buddha. Kedua umat beragama tersebut
memiliki toleransi yang sangat besar sehingga tercipta kerukunan umat beragama
yang baik.
Urusan keagamaan pada masa Kerajaan Majapahit diserahkan
kepada pejabat tinggi yang disebut Dharmmaddhyaksa,yang
di bagi menjadi dua bagian yaitu Dharmmaddhyaksa
Ring Kasaiwan untuk urusan agama Syiwa dan Dharmmaddhyaksa Ring Kasogatan untuk urusan agama Buddha. Kedua
pejabat itu di bantu oleh sejumlah pejabat keagamaan yang disebut Dharmmaupatti.
E. Kehidupan
Budaya
Kebudayaan pada zaman Kerajaan Majapahit berkembang
dengan pesat baik dibidanng sastra maupun dibidang bangunan.
1. Di Bidang Sastra.

Isi kitab menceritakan tentang hal-hal sebagai berikut:
·
Sejarah
raja-raja Singasari dan Majapahit dengan masa pemerintahannya.
·
Keadaan
kota Majapahit dan daerah-daerah kekuasaanya.
·
Kisah
Perjalanan Raja Hayam Wuruk pada waktu berkunjung ke daerah kekuasaanya di Jawa
Timur beserta daftar candi-candi yang ada.
·
Kehidupan
Keagamaan denngan upacara-upacara sacral,seperti upacara Srada untuk
menghormati roh Gayatri dan menambah kesaktian raja.

Kitab ini berisi tentang riwayat raja raksasa yang
berhasil ditundukkan oleh para Raja Arjunasasrabahu.

Kitab ini berisi mengenai riyawat Sutasoma, seorang anak
raja yang menjadi pendeta Buddha.

Kitab ini berisi mengenai kisah raksasa Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia dan pengembaraan Pandawa di hutan karena telah kalah bermain dadu dengan Kurawa.
2. Di Bidang Bangunan.







F.
Sumber Sejarah
Sumber
sejarah mengenai berdiri dan berkembangnya Kerjaan Majapahit,yaitu sebagai berikut:





Selain sumber-sumber tersebut, sumber yang
tidak kalah penting yang menerangkan mengenai keberadaan Kerajaan Majapahit
adalah sumber yang berasal dari berita asing, seperti dari Cina, India, dan Arab.
Runtuhnya
Kerajaan Majapahit akibat terjadinya perang saudara antara Wirabhumi dan Wikramawarshana pada tahun 1405-1406 M. Selain itu, adanya
pergantian raja yang menjadi perdebatan pada tahun 1450-an dan terjadi pemberontakan besar-besaran pada tahun 1468 M
oleh seorang bangsawan. Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran pada akhir abad
ke-14 dan awal abad ke15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar