Kamis, 17 November 2016

Sejarah Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit



                                                          KERAJAAN SINGASARI


  Kerajaan Singasari/Singosari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara vang didirikan oleh Ken Arok pada 1222. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari Kerajaan Tumapel, yang dikuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhannya bernama Pasuruan. Dari daerah inilah Kerajaan Singosari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaan besar di Jawa Timur, terutama setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 1222 M. Kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmotunggadewa.
A.   Letak Geografis
Candi Singasari atau Candi Singasari atau Candi Singosari adalah candi Hindu – Buddha yang merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan ternama yakni Kerajaan Singhasari. Candi ini berlokasi di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, lebih kurang 11 km sebelah utara dari pusat kota Malang. Candi Singosari atau Singhasari kadang disebut pula sebagai Candi Ken Dedes terletak di kota Singosari. Candi Singosari juga merupakan makam Raja Kertanegara (1268 – 1292) sebagai Bhirawa atau dewa Syiwa dalam bentuk ganas.
Di sebelah barat candi Singhasari (kurang lebih 100 Meter) terdapat dua arca besar yang mempunyai tinggi 3,7 Meter yang disebut sebagai penjaga atau lebih dikenal dengan Arca Dwarapala dari sebuah taman yang indah dan luas pada zaman kerajaan Singhasari, yang mungkin mencakup Sumberawan. Yang berada disebelah selatan pada tahun 1980 pernah dinaikkan dari benamannya yang setinggi dadanya.

B.     Sumber Sejarah
*   Kitab Paraton yang menceritakan tentang raja-raja Singasari.
*   Kitab Negarakertagama, berisi silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki hubungan dengan raja-raja Singasari.
*   Berita Cina yang menyatakan bahwa Kaisar Khubilai Khan (Cina) mengirim pasukan untuk menyerang Kerajaan Singasari.
*   Peninggalan berupa bangunan candi yang menjadi pendarmaan raja-raja Singasari:
·        Candi Kidal
·        Candi Jago
·        Candi Singasari
*   Prasasti-prasasti:
·        Prasasti Singosari
·        Prasasti Manjusri
·        Prasasti Mula Malurung
·        Prasasti Wuware


C. Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Singasari adalah Raja Ken Arok, Raja Anusapati, Raja Tohjaya, Raja Wisnuwardhana, dan Raja Kertanegara. Di bawah pemerintahan Raja Kertanegara, Kerajaan Singasari mencapai masa kejayaannya. Raja Kertanegara adalah raja terbesar sekaligus raja terakhir Kerajaan Singasari.
Kertanegara terkenal dengan gagasannya yang ingin memperluas daerah kekuasannya meliputi seluruh pulau-pulau di Nusantara.

D. Kehidupan Sosial
Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah – daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada masa pemerintahan Anusapati, kehidupan kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian, karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya.

E. Kehidupan Budaya
Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat diketahui dari peninggalan candi-candi dan patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi hasil peninggalan Singasari, di antaranya adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Adapun arca atau patung hasil peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai perwujudan dari Prajnaparamita lambang kesempurnaan ilmu dan Patung Joko Dolog di temukan di dekat Surabaya serta Patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Raja Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibukota kerajaan melayu.

F. Kehidupan Agama
Kehidupan beragama masyarakat Singasari mulai tertata setelah ibukota kerajaan Tumapel berganti nama Singasari sebelumnya ibukota Tumapel bernama Kutaraja.Sejak itu Wisnuwardhana membangun prasasti,candi-candi seperti prasasti Mula malurung,candi jago dan zaman pemerintahan sri Bhatara Kertanagara inilah kehidupan beragama Singasari baru mengalami pembaharuan yang berarti setelah sang raja Kertanagara berhasil menyatukan agama Hindu aliran Syiwa dengan Budha aliran Tantrayana. Sri Bhatara Kertanagara ,raja terakhir Singasari tidak saja menghantarkan kejayaan Singasari di bidang ekonomi,sosial dan perdagangan,politik melainkan juga bidang keagamaan .Kehidupan beragama Kertanagara banyak tercatat dalam sejarah terutama kitab Negarakertagama dan kitab Pararaton memang kemampuan Kertanagara dalam ilmu agama luarbiasa dalam kitab Pararaton Kertanagara sering disebut Bhatara Siwa Budha. Catatan sejarah yang lain Kitab Nagarakertagama mencatat Kertanagara telah menguasai semua ajaran agama Hindu dan Budha dan kehidupan beragama Kertanagara memang luarbiasa mampu menguasai ajaran Hindu-Budha dengan sempurna .

G. Kehidupan Ekonomi
Tidak banyak sumber prasasti dan berita dari negeri asing yang dapat memberi keterangan secara jelas kehidupan perekonomian rakyat Singasari. Akan tetapi, berdasarkan analisis bahwa pusat Kerajaan Singasari berada di sekitar Lembah Sungai Brantas dapat diduga bahwa rakyat Singasari banyak menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian. Keadaan itu juga didukung oleh hasil bumi yang melimpah sehingga menyebabkan Raja Kertanegara memperluas wilayah terutama tempat-tempat yang strategis untuk lalu lintas perdagangan.
Keberadaan Sungai Brantas dapat juga digunakan sebagai sarana lalu lintas perdagangan dari wilayah pedalaman dengan dunia luar. Dengan demikian, perdagangan juga menjadi andalan bagi pengembangan perekonomian Kerajaan Singasari.

H. Sistem Pemerintahan
Menurut versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu, Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M).

Raja terakhir singasari yaitu raja Kertanegara suatu ketika sedang mengadakan pesta pora, sehingga Istana kerajaan singasari dalam keadaan lemah. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Jayakatwang (penguasa kediri) untuk menyerbu istana. Untuk menghadapi serangan jayakatwang, kertanegara membagi dua pasukan yang dipimpin oleh Raden Wijaya dan Pangeran Ardaraja. Pasukan kediri yang sebagai umpan berhasil dikalahkan oleh pasukan Raden wijaya tetapi pasukan kediri inti dengan leluasa berhasil menyerang istana dan membunuh kertanegara. Raden wijaya dan pengikutnya berhasil meloloskan diri ketika tahu bahwa Istana kerajaan singasari telah dihancurkan, sedangkan Ardaraja membalik dan bergabung dengan pasukan kediri. Lalu kerajaan singasari pun runtuh dan digantikan dengan kerajaan majapahit yang dibangun oleh Raden Wijaya.

KERAJAAN MAJAPAHIT

 Kerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur yang didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293-1500 M.  Kerajaan Hindu terakhir di Semenanjung Malaya ini dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Dimana wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Bali, Borneo dan Filipina. Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan untuk membuktikan keberadaan Majapahit adalah Pararaton (Kitab Raja-Raja) dalam bahasa Kawi dan Negarakartagama dalam bahasa Jawa Kuno.
Asal mula berdirinya Kerajaan Majapahit yakni adanya serangan dari Jayakatawang (Adipati Kediri) yang berhasil membunuh Kartanegara (Penguasa Kerajaan Singasari terakhir) akibat menolak pembayaran upeti. Kemudian Raden Wijaya yang merupakan menantu dari Kartanegara berhasil melarikan diri ke Madura untuk meminta perilndungan Aryawiraraja sebagai daerah kekuasaanya kemudian dijadikan desa baru yang di beri nama Majapahit “.

A.Kehidupan Politik/Masa Pemerintahan.
1)      Raden Wijaya (Tahun 1293-1309)
     Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja Majapahit pada tahun 1293 dengan gelar Kertarajasa. Pada masa pemerintahan Raden Wijaya banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan yang disebabkan karena rasa tidak puas atas jabatan yang diberikan oleh raja. Pemberontakan tersebut dilakukan oleh teman Raden Wijaya sendiri,seperti Lembu Sora, Renggalawe, dan Nambi. Akan tetapi, pemberontakan-pemberontakan tersebut dapat dipadamkan.
     Raden Wijaya wafat pada tahun 1309 didamarkan di Simping, Blitar dengan arca Syiwa dan di Antah Pura, Trowulan (candi Buddha), dengan arca perwjujudunnya berbentuk Harihara (Penjelmaan Wisnu dan Syima menyatu dalam satu arca).
2)      Sri Jayanegara (Tahun 1309-1328)
    Setelah Raden Wijaya meninggal, Kerajaan Majapahit dipimpit oleh putra dari Raden Wijaya yang bernama Kala Gemet dengan gelar Sri Jayanegara. Pada pemerintahan Sri Jayanegara ini banyak juga terjadi pemberontakan-pemberontakan, seperti yang dilakukan oleh Nambi, Semi dan Kuti. Pada masa ini terjadi peristiwa Patanca, yaitu musibah yang mengejutkan terjadi pada tahun 1328 dimana Raja Jayanegara di bunuh oleh Tanca yang merupakan seorang tabib kerajaan, yang kemudian Tanca dibunuh oleh Gajah Mada yang merupakan seorang prajurit Kerajaan Majapahit. Jayanegara didarmakan di Candi Srenggapura di Kapopongan.
3)      Raja Tribhuwanatunggadewi ( Tahun 1328-1350)
Pada pemerintahan Tribhuwanatunggadewi juga terjadi pemberontakan Sadeng, namun dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Berkat jasa dan kecakapannya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit menggantikan Arya Todah. Pada saat upacara pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa (Tan Amukti Palapa) yang mengatakan bahwa Gajah Mada tidak akan hidup bermewah-mewah sebelum Nusantara  disatukan dibawah panji Kerajaan Majapahit.Pada tahun 1372, Tribhuwanatunggadewi meninggal dan didarmakan di Panggih dengan nama Pantarapurwa.
4)     Raja Hayam Wuruk (Tahun 1350-1389)
    Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk inilah Majapahit mengalami puncak kejayaan/kebesaran, wilayah kekuasaannya hampir seluas Negara Indonesia sekarang. Pada masa ini terjadi peristiwa Bubat (Perang Bubat), yaitu peristiwa perselisihan antara Gajah Mada dan Raja Pajajaran, sehingga memicu adanya pertempuran yang menyebabkan terbunuhnya Raja Pajajaran dan putrinya Dyah Pitaloka. Dari peristiwa itu, politik Gajah Mada mengalami kegagalan.Raja Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389.
5)     Raja Wikramawardhana (Tahun 1389-1429)
   Setelah Raja Hayam Wuruk meninggal, Kerajaan Majapahit dipimpin oleh putrinya yang bernama Kusuma Wardhani yang menikah dengan Wikramawardhana. Pada pemerintahan Wikramawardhana terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Wirabhumi, yaitu putra Hayam Wuruk dari seorang selir. Dalam kitab Pararaton, pertikaian antara keluarga tersebut disebut Perang Paregref. Pasukan Wirabhumi pun dapat dihancurkan dan Wirabhumi terbunuh oleh Raden Gajah.

B.  Keadaan Ekonomi
 Majapahit merupakan kerajaan yang agraris  dan juga sebagai kerajaan maritim.
Kedudukannya sebagai kerajaan agraris dapat dilihat dari letaknya yang berada dipedalaman dekat dengan aliran sungai. Sedangkan, kedudukan sebagai kerajaan maritim dapat diihat dari kesanggupan angkatan laut kerajaan itu untuk menanamkan pengaruh Majapahit diseluruh Nusantara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit menitikberatkan pada bidang pertanian dan pelayaran.
Pada kerajaan Majapahit juga memiliki mata uang sendiri yang bernama Gobog. Gobog merupakan uang logam yang terbuat dari campuran perak,timah hitam,timah putih,dan tembaga yang digunakan masyarakat Kerajaan Majapahit dalam melakukan transaksi perdagangan.

C.  Kehidupan Sosial
 Pola tata masyarakat Kerajaan Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat yang perbedaanya lebih bersifat statis. Pola ini dibedakan atas empat golongan yaitu brahmna, ksatria, waisya dan sudra. Namun terdapat pula golongan dari luar lapisan ini yaitu Cadala, Mleccha, dan Tuccha yang merupakan golongan terbawah dari lapisan masyarakat Majapahit.

D.  Kehidupan Agama
Pada masa Kerajaan Majapahit berkembang agama Hindu Syiwa dan Buddha. Kedua umat beragama tersebut memiliki toleransi yang sangat besar sehingga tercipta kerukunan umat beragama yang baik.
Urusan keagamaan pada masa Kerajaan Majapahit diserahkan kepada pejabat tinggi yang disebut Dharmmaddhyaksa,yang di bagi menjadi dua bagian yaitu Dharmmaddhyaksa Ring Kasaiwan untuk urusan agama Syiwa dan Dharmmaddhyaksa Ring Kasogatan untuk urusan agama Buddha. Kedua pejabat itu di bantu oleh sejumlah pejabat keagamaan yang disebut Dharmmaupatti.

E.  Kehidupan Budaya
Kebudayaan pada zaman Kerajaan Majapahit berkembang dengan pesat baik dibidanng sastra maupun dibidang bangunan.
1.   Di Bidang Sastra.
*   Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca (Tahun 1365)
Isi kitab menceritakan tentang hal-hal sebagai berikut:
·        Sejarah raja-raja Singasari dan Majapahit dengan masa pemerintahannya.
·        Keadaan kota Majapahit dan daerah-daerah kekuasaanya.
·        Kisah Perjalanan Raja Hayam Wuruk pada waktu berkunjung ke daerah kekuasaanya di Jawa Timur beserta daftar candi-candi yang ada.
·        Kehidupan Keagamaan denngan upacara-upacara sacral,seperti upacara Srada untuk menghormati roh Gayatri dan menambah kesaktian raja.
*   Kitab Arjuawijaya karangan Mpu Tantular
Kitab ini berisi tentang riwayat raja raksasa yang berhasil ditundukkan oleh para Raja Arjunasasrabahu.
*   Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular
Kitab ini berisi mengenai riyawat Sutasoma, seorang anak raja yang menjadi pendeta Buddha.
*   Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna, tidak diketahui pengarangnya.
Kitab ini berisi mengenai kisah raksasa Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia dan pengembaraan Pandawa di hutan karena telah kalah bermain dadu dengan Kurawa.
2.   Di Bidang Bangunan.
*   Candi Panataran di Blitar.
*   Candi Sumberjati di Blitar
*   Candi Srenggapura di Kapopongan.
*   Candi Jabung di Krasakan.
*   Candi Surawana di Kediri.
*   Candi Pari dekat Porong
*   Candi Waringin Lawang di Trowulan.

F.   Sumber Sejarah
Sumber sejarah mengenai berdiri dan berkembangnya Kerjaan Majapahit,yaitu sebagai berikut:
*     Prasasti Butak (Tahun 1294) yang berisi peristiwa-peristiwa keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan.
*     Prasasti Kudadu, berisi kisah pertempuran pasukan Raden Wijaya melawan pasukan Kediri.
*     Kidung Harsawijaya dan kidung Panji Wijayakrama, menceritakan tentang Raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari Kediri dan tahun-tahun awal perkembangann Majapahit.
*     Kitab Pararaton menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan Majapahit.
*     Kitab Negarakartagama menceritakn tentang perjalanan Hayam Waruk ke Jawa Timur.
     Selain sumber-sumber tersebut, sumber yang tidak kalah penting yang menerangkan mengenai keberadaan Kerajaan Majapahit adalah sumber yang berasal dari berita asing, seperti  dari Cina, India, dan Arab.

Runtuhnya  Kerajaan Majapahit akibat terjadinya perang saudara antara Wirabhumi dan Wikramawarshana pada tahun 1405-1406 M. Selain itu, adanya pergantian raja yang menjadi perdebatan pada tahun 1450-an dan terjadi  pemberontakan besar-besaran pada tahun 1468 M oleh seorang bangsawan. Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke15.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar