Rabu, 30 November 2016

Sistem Limfatik


A.  Komponen Penyusun Sistem Peredaran Getah Bening 
Selain sistem peredaran darah, manusia juga mempunyai sistem peredaran getah bening (limfa) yang keduanya berperan dalam sistem transportasi. Sistem limfa berkaitan erat dengan sistem peredaran darah. 
Peredaran getah bening merupakan sistem peredaran yang paralel dengan peredaran darah, yang diedarkan adalah cairan limfa yaitu cairan yang berisi sel darah putih yang keluar dari sistem peredaran darah melalui pembuluh kapiler darah dan lemak yang diserap oleh pembuluh kil usus halus. Sistem peredaran getah bening berfungsi membunuh kuman penyakit dan berperan dalam transpor lemak ke seluruh tubuh. Sistem limfa terdiri atas pembuluh limfa, kelenjar limfa, dan limpa. 

1.  Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa berisi cairan limfa yang bersama-sama dengan bakteri dan bahan-bahan buangan yang diambil dari jaringan-jaringan tubuh, misalnya otot. Pembuluh limfa merupakan pembuluh terbuka karena dimulai dari jaringan-jaringan tubuh dan berakhir atau masuk ke vena kava superior.
Sistem limfa tidak memiliki pompa sehingga cairan limfa beredar ke seluruh tubuh sebagai akibat dari gerakan otot. Rata-rata sekitar 1-2 liter cairan limfa beredar di dalam pembuluh dan jaringan.
Pembuluh limfa terbagi menjadi dua, yaitu pembuluh limfa kanan dan pembuluh limfa dada.
a.      Ductus Limfaticus Dexter (Pembuluh Limfa Kanan)
Pembuluh limfa ini mengangkut limfa yang berasal dari kepala, dada sebelah kanan, dan lengan kanan. Pembuluh limfa kanan bermuara pada pembuluh balik di bawah vena subclavia dextra (vena yang melewati tulang selangka sebelah kanan).
b.      Ductus Thoracicus (Pembuluh Limfa Dada)
Pembuluh ini mengangkut limfa yang berasal dari bagian tubuh lain dan bermuara ke pembuluh balik di bawah vena subclavia sinestra (vena yang melewati tulang selangka kiri). Pembuluh limfa dada juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak yang diserap dari usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan. Limfa berasal dari cairan seluruh bagian tubuh. Hal ini memungkinkan di dalam limfa terdapat kuman-kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini perlu difilter oleh pembuluh limfa. Proses ini dilakukan oleh kelenjar limfa. Jadi, bila terdapat kuman pada suatu luka, maka kuman tersebut akan dibinasakan sebelum masuk ke dalam sirkulasi darah.

   2. Nodus (Kelenjar Limfa)
Sebelum masuk ke pembuluh darah, cairan limfa melewati satu atau lebih kelenjar (nodus) limfa. Pada tubuh terdapat beberapa kelenjar limfa antara lain pada lipatan paha, leher, siku, lutut, ketiak, serta di selaput lender usus.
Kelenjar limfa berfungsi sebagai tempat pembuatan sel-sel darah putih dan menyaring kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Apabila bagian tubuh tersebut terluka dan terinfeksi kuman, kelenjar limfa terdekat akan membesar seperti meradang. Hal ini menunjukkan bahwa kelenjar limfa tersebut bekerja mematikan kuman sebelum masuk ke pembuluh darah. Nodus yang membesar itu akan kembali ke bentuk semula jika infeksi telah sembuh.

  3. Kura Atau Limpa
Kura atau limpa adalah organ tubuh yang panjangnya lebih kurang 10 cm dalam rongga perut sebelah kiri atas.
Sewaktu masa janin, limpa berfungsi untuk membentuk sel-sel darah merah. Adapun pada orang dewasa, limpa mungkin masih memiliki fungsi yang sama, yaitu membentuk sel-sel darah merah jika sumsum tulang rusak. Selain itu, limpa juga berfungsi menghasilkan limfosit, trombosit, serta antibodi untuk melindungi tubuh dari kuman penyakit.
Selain terdiri atas pembuluh-pembuluh limfa, kelenjar limfa dan limpa, sistem peredaran getah bening juga meliputi timus dan tonsil. Timus merupakan kelenjar yang terletak di bagian atas toraks. Kelenjar timus berperan dalam membangun imunitas. Tonsil atau amandel terletak di bagian kanan dan kiri pangkal tenggorokan. Sebuah tonsil yang disebut polip terdapat di dalam rongga hidung. Fungsi tonsil yaitu mencegah infeksi lebih lanjut ke bagian tubuh lain karena memiliki kemampuan membentuk sel-sel darah putih.

Sabtu, 19 November 2016

Jam Kerja Biologis Organ Tubuh Manusia


Tubuh manusia terdiri dari beberapa jaringan yang bekerja sama untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh. Kumpulan dari beberapa jaringan tersebut disebut organ tubuh. Seperti halnya manusia, organ tubuh juga mempunyai jam kerja. Dan pada jam kerja itulah organ tubuh tersebut akan bekerja aktif dan maksimal sesuai dengan fungsinya. Sangat penting sekali mengetahui jam berapa saja organ tubuh kita mulai bekerja. Hal ini berguna untuk menjaga kesehatan organ dan tubuh kita. Menurut Prof. dr. Soeharsoyo Sp.Ak, berikut adalah jam kerja biologis organ tubuh manusia.  



a.      Lambung [Jam 07.00-09.00] 
Daya kerja lambung sedang kuat-kuatnya. Dianjurkan untuk sarapan yang bergizi pada jam ini. 

b.      Jantung [Jam 11.00-13.00] 
Pada jam ini jantung mulai bekerja. Hindarilah panas berlebih dan olah fisik, terutama pada bagian yang ada keluhan di pembuluh darah.

c.       Hati/Liver [Jam 13.00-15.00] 
Kondisi liver sedang lemah. Disarankan untuk beristirahatsejenak sehingga terjadi proses regenerasi sel-sel hati.
  
d.      Paru-Paru [Jam 15.00-17.00]
Paru-paru sedang lemah, istirahat dan nafas dengan teratur dapat mengembalikan energi paru-paru.

e.       Ginjal [Jam 17.00-19.00]
Ginjal dalam kondisi kuat, terjadi proses pembentukan sumsum tulang dan sel otak. Ini adalah jam terbaik untuk belajar. 

f.       Lambung [Jam 19.00-21.00]
Saat ini, lambung dalam keaadan lemah. Diusahakan untuk tidak mengonsumsi makanan padat yang sulit dicerna, atau lebih baik berhenti makan pada jam ini. 

g.      Limpa [Jam 21.00-23.00]
Limpa dalam kondisi lemah, terjadi pembuangan racun tubuh dan regenerasi sel limpa. Jika wajah menjadi agak pucat pada jam ini, artinya terjadi gangguan pada limpa. 

h.      Jantung [Jam 23.00-01.00]
Jantung sedang lemah. Waktunya istirahat untuk pemulihan energi tubuh. 

i.        Hati/Liver [Jam 01.00-03.00]
Liver dalam kondisi kuat, terjadi proses pembuangan racun hasil metabolisme tubuh. Pada jam ini terjadi regenerasi sel. 

j.        Paru-paru [Jam 02.30-04.30]
Kondisi paru-paru sedang kuat. Terjadi pembersihan dan pembuangan racun atau kotoran di paru-paru. Akan terjadi batuk, bersin dan berkeringat apabila paru-paru kotor. Jam ini sangat baik untuk melakukan shalat malam atau Qiyamul lail. Saat sujud pada waktu inilah, darah yang kaya akan oksigen mengalir ke bagian otak tertentu (yang tidak bisa dialirkan pada saat sujud di siang hari).

k.      Usus Besar [Jam 05.00-07.00]
Usus besar dalam kondisi kuat. Dianjurkan untuk buang air besar pada jam ini agar kotoran, racun, dan sisa dari sistem pencernaan dapat dikeluarkan semua.
Itulah pemaparan mengenai jam kerja biologis organ tubuh manusia. Semoga bermanfaat, jaga kesehatan!

Kamis, 17 November 2016

Metode Belajar Ala Hukum Newton



Gimana sih metode belajar yang baik itu?

Saat ini, banyak orangtua, guru, dan mungkin teman kita memberikan nasihat agar kita belajar jauh hari sebelum waktu pelaksanaan ujian tiba. Tidak sedikit buku tentang cara belajar yang memberikan nasihat demikian. Secara umum, kita semua setuju, terutama ketika kita masih duduk di bangku sekolah, agar belajar secara bertahap dan sistematis. Namun, dengan berbagai alasan, banyak siswa ataupun mahasiswa yang masih suka belajar dengan metode SKS (Sistem Kabut Semalam), yakni belajar semalam untuk hanya pada saat menjelang ujian keesokan harinya.
Untuk lebih memotivasi siswa, metode belajar yang baik ditinjau dari sudut pandang sains (ilmu pengetahuan) juga memberikan alasan ilmiah mengapa kita lebih baik belajar berkesinambungan jauh hari sebelum ujian, bukan belajar dengan cara dadakan alias Sistem Kabut Semalam.
Ada beberapa hukum dalam sains yang dapat dijadikan landasan ilmiah tentang cara belajar yang baik, misalnya Hukum Newton. Hukum Newton sangat terkenal dalam pelajaran fisika dan telah diaplikasikan dalam banyak bidang hingga sekarang. Misalnya untuk pembangunan jalan, jembatan, rumah bertingkat, perancangan peluru kendali hingga peluncuran roket ke luar angkasa.

Hukum I Newton
Hukum I Newton menyatakan bahwa “Setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan apabila tidak dikenai gaya dari luar (resultan gaya sama dengan nol).” Ini dapat diartikan bahwa untuk mengubah benda dari keadaan diam menjadi bergerak, atau dari bergerak menjadi diam, maka diperlukan suatu gaya.
Kita seringkali atau pernah mengalami suatu keadaan dimana kita merasa sangat kesulitan untuk belajar. Ketika itu mungkin kita sudah menyiapkan  buku dan perlengkapan belajar lainnya, kemudian duduk dan mungkin sambil menyiapkan snack disertai dengan alunan music dari radio/tape, tapi bukannya materi pelajaran yang masuk, melainkan hanya membolak-balik halaman buku. Sementara tak terasa, snack tersebut telah habis, kita merasa lelah dan selanjutnya tertidur.
Hal ini dapat dimengerti, karena kita dari keadaan diam (belum  belajar). Lain halnya ketika kita diberikan tugas atau pekerjaan rumah yang harus dikumpulkan esok hari dimana tugas ini dapat memengaruhi kualitas nilai, maka dapat dipastikan kita memiliki suatu kekuatan besar dan terdorong untuk menyelesaikan tugas tersebut. Jadi, memang diperlukan suatu gaya dari luar atau motivasi kuat yang memaksa kita dari keadaan diam (belum belajar) menjadi berada dalam keadaan belajar.         
Sebaliknya, jika kita berada dalam keadaan belajar dan bergerak lurus beraturan (maksudnya kita sudah memahami isi materi pelajaran), maka kita tidak merasa berat untuk belajar. Bahkan, sering tertarik untuk belajar lagi dan lagi, kecuali kalau ada gaya dari luar yang sangat kuat. Misalnya, kita harus menghadiri sebuah acara keluarga sehingga belajar di tunda untuk sementara.
Dari Hukum Newton I dapat diketahui bahwa, kita sebaiknya belajar secara berkesinambungan dan teratur serta menghindari atau mengatasi hal-hal yang dapat menghambat usaha belajar kita.

Hukum II Newton
            Hukum II Newton berbicara tentang percepatan (perubahan kecepatan). Hukum II Newton berbunyi, “Percepatan dan gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah sebanding, dan berbanding terbalik dengan massa benda tersebut”. Artinya, semakin besar gaya yang bekerja, maka semakin besar pula percepatannya.
            Adakalanya semangat belajar begitu besar, tetapi di lain waktu kadang kita merasa kurang bersemangat untuk belajar. Karena semangat belajar memengaruhi kualitas proses belajar, maka tentu saja semangat belajar juga akan turut menentukan hasil dari proses belajar tersebut, yakini penguasaan materi hingga nilai hasil ujian.
            Dari Hukum II Newton dapat dinyatakan bahwa, diperlukan gaya (motivasi) untuk mengubah kecepatan penguasaan materi belajar. Jika besarnya motivasi untuk maju sama besar dengan keengganan untuk berubah, maka resultan gaya sama dengan nol. Berarti proses belajar kita tidak mengalami kemajuan. Bila kita menginginkan percepatan yang besar, diperlukan suatu motivasi yang besar juga.

Hukum III Newton
            Hukum III Newton disebut juga Hukum Aksi-Reaksi. Apabila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain (re: aksi), maka benda kedua ini juga akan mengerjakan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi berlawanan arah. Ini dapat diartikan bahwa, ketika kita membenci suatu materi pelajaran, apapun alasannya, maka pelajaran tersebut akan balas mebenci kita. Akibatnya, sulit bagi kita untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Jadi, kita harus merasa senang dengan pelajaran yang kita pelajari agar lebih mudah untuk menguasai materi pelajaran tersebut. 

 "Jangan takut bila maju perlahan, takutlah bila tidak ada kemajuan." - Pribahasa Cina